Ketahanan Pangan Nasional Berbasis Ilmu: Prof. Dr. Evika Sandi Savitri, M.P, Kukuhkan Diri dengan Kajian Fisiologi dan Molekuler Tumbuhan
AfgNews - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang kembali menorehkan prestasi akademik dengan
dikukuhkannya Prof. Dr. Evika Sandi Savitri, M.P, sebagai Guru Besar dalam
bidang ilmu Biologi Tumbuhan pada Fakultas Sains dan Teknologi. Dalam sidang
terbuka yang berlangsung di Gedung Rektorat Lantai 5, Prof. Evika menyampaikan
orasi ilmiahnya yang bertajuk "Kajian Fisiologi dan Molekuler Tumbuhan
Pada Kondisi Stres Lingkungan untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional."
Dalam
pidatonya, Prof. Evika menyoroti urgensi krisis pangan global yang diperparah
oleh perubahan iklim, degradasi lingkungan, serta keterbatasan lahan pertanian.
Ia menekankan pentingnya pendekatan berbasis sains untuk memahami bagaimana
tumbuhan merespons stres lingkungan seperti kekeringan, salinitas, dan
pencemaran logam berat.
"Melalui
pendekatan fisiologi dan molekuler, kita dapat mengetahui mekanisme adaptasi
dan toleransi tanaman terhadap berbagai kondisi ekstrem. Informasi ini menjadi
dasar penting untuk pengembangan varietas unggul yang lebih tahan terhadap
tekanan lingkungan," ujarnya dalam presentasi ilmiah yang disambut
antusias hadirin.
Dalam
penelitiannya, Prof. Evika juga memaparkan berbagai hasil riset lapangan yang
telah dilakukan bersama timnya di berbagai wilayah terdampak perubahan iklim.
Hasilnya menunjukkan bahwa strategi mitigasi melalui modifikasi sistem
fisiologis tanaman dapat secara signifikan meningkatkan hasil panen dalam
kondisi suboptimal.
Rektor
UIN Malang, Prof. Dr. M. Zainuddin, MA, dalam sambutannya di acara pengukuhan
Guru Besar menyampaikan bahwa pengukuhan ini bukanlah akhir dari perjalanan
akademik, melainkan awal untuk kontribusi lebih besar dalam kemaslahatan umat.
"Guru Besar harus terus berkarya, meneliti, dan menghasilkan solusi nyata
untuk permasalahan bangsa. Salah satunya adalah dengan menjawab tantangan
ketahanan pangan yang menjadi fakus nasional," tegas beliau.
Salah
satu hasil riset yang disampaikan Prof. Evika berasal dari pengamatannya
terhadap tanaman padi dan jagung di daerah yang sering mengalami kekeringan
musiman. Ia bersama timnya menemukan bahwa beberapa gen terkait metabolisme
osmotik dan perlindungan sel mengalami peningkatan ekspresi saat tanaman
mengalami stres air. Temuan ini berpotensi menjadi indikator awal bagi para
pemulia tanaman dalam menyeleksi bibit unggul.
Selain
itu, Prof. Evika yang juga Ketua Jurusan Biologi tersebut menyoroti pentingnya
bioindikator dalam mendeteksi pencemaran lingkungan, khususnya pada lahan
pertanian yang terkontaminasi logam berat seperti timbal dan kadmium. Melalui
kajian molekuler, ia menemukan bahwa beberapa enzim antioksidan seperti
superoksida dismutase (SOD) dan katalase mengalami peningkatan aktivitas pada
tanaman yang tumbuh di tanah tercemar. Respon ini menunjukkan potensi tanaman
tertentu untuk dijadikan indikator kualitas lingkungan, sekaligus
mempertahankan produksi pangan di lahan marjinal.
Relevansi
risetnya terhadap isu ketahanan pangan semakin menguatkan peran akademisi dalam
menjawab tantangan zaman. Tidak hanya memperkaya khazanah keilmuan di bidang
biologi tanaman, namun juga memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan
nasional, khususnya dalam rangka mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan
(SDGs) poin kedua, yaitu zero hunger.